
nadiinformasi.com – Ribuan pendukung Crystal Palace turun ke jalan di Selhurst Park, protes keras atas keputusan UEFA yang menurunkan status tim mereka dari Europa League ke Europa Conference League. Aksi ini dipelopori komunitas ultras Holmesdale Fanatics dan tengah jadi sorotan media Eropa dan Indonesia. Artikel ini bakal mengulas kronologi demo, tuntutan fans, reaksi manajemen, hingga penjelasan UEFA dan implikasi hukumnya.
Alasan Fans Turun ke Jalan—Buntut Kepemilikan Ganda
Aksi demo dimulai saat fans berkumpul di Norwood High Street dan berjalan ke stadion Selhurst Park, membawa spanduk “UEFA mafia” dan meneriakkan yel-yel kecaman. Mereka menolak keputusan deminasi karena dinilai “injak prestasi klub kecil” dan lebih mengutamakan klub kaya seperti Lyon atau Nottingham Forest.
Holmesdale Fanatics bahkan merancang rencana protes lanjutan ke markas UEFA di Nyon untuk memberi tekanan publik langsung, menuntut revokasi keputusan yang mereka sebut “moral bankruptcy” dan permintaan yang lebih adil terhadap FA Cup winners.
Penggagas demo berargumen, FC Palace pantas di Eropa karena keberhasilan di lapangan. Mereka menganggap UEFA mengambil celah regulasi alih-alih mengedepankan konteks manusiawi.
Aksi Demo & Inti Tuntutan Pendukung
Demo berjalan damai namun penuh semangat:
-
Para fans mengibarkan spanduk besar bertuliskan “UEFA: morally bankrupt” dan chanting “f**k UEFA!”.
-
Beberapa fans nekat semprot dinding Selhurst Park dengan grafiti bertulisan “UEFA mafia” sebagai simbol perlawanan.
-
Holmesdale Fanatics menegaskan ini baru awal, akan lanjutkan ke Swiss dan menggandeng pendukung lain untuk kampanye skala besar.
Tuntutan utama mereka:
-
Kembalikan Palace ke Europa League
-
Revisi aturan multi-ownership agar tidak merugikan klub kecil
-
Permudah langkah banding, termasuk mendesak UEFA President Ceferin turun tangan
Respons Crystal Palace & Ketua Klub
Chairman Steve Parish mengecam keputusan UEFA sebagai “incredible travesty of justice” dan meminta intervensi presiden Ceferin.
Parish juga mengungkap bahwa Nottingham Forest sempat mengidentifikasi potensi pelanggaran—yang kemudian dipakai UEFA sebagai dasar pemindahan slot ke Forest.
Klub saat ini sudah mengajukan banding ke Court of Arbitration for Sport (CAS) dan optimistis akan hasil positif sebelum akhir Juli. Church mengklaim telah melepas kepemilikan John Textor sebelum batas waktu tapi UEFA tidak mengakui.
Penjelasan UEFA & Dampak Regulatif
Menurut UEFA/CFBC, aturan soal multi‑club ownership melarang satu individu memiliki pengaruh signifikan ke dua klub yang berlaga di Eropa.
John Textor dianggap terbukti melanggar karena masih punya saham dan mempengaruhi Paris dan Lyon meski telah menjual tapi melewati tenggat 1 Maret.
Aturan ini bertujuan menghindari konflik kepentingan dalam kompetisi. Namun kritikan muncul karena pendekatannya dianggap kaku, mengutamakan prosedur, bukan esensi fairness.
Potensi Pertarungan di CAS & Implikasi Liga
1. Jalur hukum
CAS akan menentukan apakah keputusan UEFA bisa dibatalkan atau tidak. Crystal Palace berharap bisa pulihkan kesalahan teknis dan masuk slot Europa League .
2. Reputasi fans dan klub
Aksi fans mendapat pujian luas—karena menunjukkan loyalitas ekstrem—namun skala protes besar bisa menimbulkan risiko sanksi jika berubah destruktif .
3. Dampak bagi Nottingham Forest
Forest masuk Europa League jika banding gagal, tapi Parish menyebut motivasi Forest “dipengaruhi laporan mereka ke UEFA” .